Indonesia sebagai negara kepulauan beriklim
tropis, memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah. Berbagai jenis bahan
makanan bergizi tersedia, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, daging, dan
susu. Bahkan, Indonesia adalah peringkat 1 penghasil sawit di dunia, peringkat
1 penghasil kakau/coklat terbesar di dunia, peringkat 11 penghasil Ikan di
dunia.
Di negri ini semua sumber kehidupan telah
tersedia, dari yang ada di dalam tanah seperti emas, batu bara, minyak bumi,
gas alam, timah, tembaga, nikel, belerang, biji besi, bauksit, uranium, mangan,
almunium, grafit, marmer, semen, perak, batu mulia hingga aspal. Sedangkan yang
di atas tanahnya mempunyai sawit, tembakau sebagai bahan rokok kretek, kayu, ikan, kakau/coklat, garam,
jamu, kopra, pala, hewan, minyak goreng, gula merah, padi, karet, kapas, kopi,
gula pasir, mutiara, dan cengkeh. Semua kekayaan alam negri ini rata-rata
penghasil terbanyak di dunia.
Kemerdekaan adalah hal yang wajib di miliki
oleh setiap individu, Indonesia sudah mengalami penjajahan secara kasat mata
dan dengan semangat perjuangan mampu meraih kemerdekaan, artinya kemerdekaan
yang melembagapun harus dimiliki oleh bangsa ini, sehingga dari semua kekayaan
alam yang ada di nusantara ini semestinya dimanfaatkan bersama bukan di nikmati
secara individu.
Keserakahan
adalah penyakit yang membudaya di
negri ini, sehingga tidak heran korupsi sudah menjalar hingga level
ketua RT. Dari penyakit inilah ketidak-seimbangan antara kekayaan alam
yang dimiliki
dengan kenyataan yang ada, kemiskinan tidak pernah tertuntaskan dan yang
ada
hanyalah mengokohkan kemapanan individu.
Indonesia ; Bangsa yang kurang GIZI
Semetinya Indonesia sudah mampu mandiri secara
ekonomi dengan potensi yang ada, Sayangnya, sumber daya alam yang melimpah ruah
itu belum bisa memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Salah urus terhadap kekayaan
alam dan belum adanya kesadaran atas pola hidup sehat membuat masyarakat
Indonesia tidak mendapat makanan bergizi yang memadai. Dari sekitar 240 juta
penduduk Indonesia, masih ada 1 juta anak yang mengalami gizi buruk. Sedangkan
anak yang mengalami gizi kurang tidak banyak berubah, yakni dari 19 persen di
tahun 2007 hanya turun menjadi 18 persen di tahun 2010.
Konsumsi makanan bergizi setiap hari sangat
penting bagi setiap orang, khususnya anak-anak. Kekurangan gizi menghambat
pertumbuhan tubuh, melemahkan daya tahan tubuh, dan menurunkan tingkat
kecerdasan. Anak-anak yang menderita gizi buruk mempunyai IQ 11-13 poin lebih
rendah dibandingkan dengan anak normal.
Negara harus memperhatikan kebutuhan gizi
anak-anak. Pemenuhan gizi anak-anak adalah investasi jangka panjang yang akan
dipetik hasilnya di kemudian hari. Indonesia bisa menjadi negara kuat dan maju
jika memperhatikan kebutuhan gizi anak-anaknya.
Yang sering kita lupakan
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang
halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” Al-Baqarah
ayat 168 (2:168)
Dari ayat di atas sudah jelas benang merah, makanlah
dari (makanan) yang halal dan baik. Pertanyaannya, kenapa kemudian “halal”
didahulukan dari “baik”? Sederhananya ketika makanan sudah halal tentu baik
untuk dimakan; contohnya adalah makanan atau minuman yang sudah ada standar
halalnya dari MUI, tentunya baik untuk dimakan atau diminum. Namun, yang
tidak diperhatikan adalah proses mendapatkan makanan atau minuman tersebut. Semoga
saja kita tergolong orang-orang yang selalu berada di jalan Allah SWT. Amin
Kemudian dilanjutkan dengan ayat lain: “Wahai
orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada Nya.”
Al-Baqarah ayat 172 (2:172)
Semua pola kehidupan sudah dijelaskan dalam
Al-Quran termasuk pola tindak dalam berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia
mayoritas islam akan tetapi tidak banyak yang memakai pola islam (Al-Qur’an).
Sehingga, negara yang kaya akan sumber daya alamnya tetapi kekayaannya bukan
milik masyarakatnya namun lebih banyak dimiliki pihak asing. Hal ini karena bangsa, masyarakat dan negara kita sering
kali lupa untuk bersyukur atas nikmat alam yang diberikan.
Mewujudkan optimisme bangsa
Keyakinan adalah hal yang mendasar bagi setiap
manusia dalam menjalankan kehidupan, manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri,
manusia yang hidup adalah manusia yang bisa menghidupi orang lain, dan semua
rangkaian kehidupan saling berkaitan menjadi satu-kesatuan sehingga
satu-kesatuan itu tidak pernah tergoyahkan.
Indonesia adalah Negara yang mampu membawa
cita-cita bangsa, bhinneka tunggal ika adalah suatu symbol yang hidup dalam
kebudayaan kita, dalam bahasa kita dan dalam hati kita, untuk mempersatukan
bangsa dan merebut kembali kemerdekaan kita.
0 komentar:
Posting Komentar